Pendidikan Islam

Pendidikan Dakwah

 

A. MERESPON GLOBALISASI

Selaku Da’i harus mampu menghadapi era globalisasi secara terbuka dan janganlah menutup diri darihal-hal yang serba baru, karena zaman selalu berubah. Maka metode dan teknik Dakwahnya harus mampu mengikuti perkembangan zaman.

Jumlah umat Islam di dunia ini kurang lebih 1,5 milyar, justru Negara yang jumlah umat Islamnya terbesar adalah Indonesia, yaitu lebih dari 200 juta manusia. Jika umat Islam sebesar itu tidak di bina dengan Dakwah, maka umat islam dapat di pastikan sebagai umat jahiliyah dan tertindas oleh globalisasi yang terus bergulir dengan begitu cepat.

Menghadapi hal tersebut di atas, para Da’i harus cepat tanggap dan menyikapinya dengan mengembangkan misi Dakwah yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Hal-hal yang perlu di persiapkan oleh Da’i dalam menghadapi era globalisasi, antara lain sebagai berikut

  1. Selalu menambah wawasan baru dan pengetahuan baru yang berkembang di masyarakat
  2. Mendiskusikan hal-hal yang baru dengan orang-orang yang lebih pandai
  3. Memahami dan menganalisa informasi-informasi media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, internet, dan lain-lain.
  4. Aktif mengikuti ceramah, seminar, diskusi atau yang sejenisnya, baik langsung atau melalui massa media.
  5. Mengantisipasi penyimpangan-penyimpangan yang di akibatkan oleh globalisasi dengan menggunakan standar ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis Rasul.

 

 

 

B. PENGARUH KEBUDAYAAN BARAT

Sudah sejak lama barat menghendaki agar Islam hancur dan tidak berkembang. Mereka melakukan berbagai macam gerakan yang dapat merusak Islam mulai dari penghasutan sampai perang fisik. Akan tetapi perang fisik itu tidak membwa hasil yang optimal, bahkan banyak merugikan mereka sendiri. Kemudian saat ini mereka banyak melakukan propaganda dengan menggunakan perang pemikiran, yang di kenal dengan sebutan Ghozwul Fikri.

Ghozwul Fikri (perang pemikiran)adalah upaya kelompok non muslim (barat) yang hendak menghancurkan Islam dengan cara menghancurkan pola pikir umat Islam tanpa kontak senjata / perang, dengan tujuan agar umat islam mau mengikuti cara dan gaya hidup (millah) mereka.
Orang-orang yahudi dan orang-orang nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah mereka. (QS. Al-Baqarah ayat 120)

Mereka melakukan berbagai macam cara untuk menghancurkan umat Islam dari berbagai sisi kehidupan, antara lain :

Bidang Ideologi Politik

Misalnya : menggiring masyarakat agar mempunyai opini bahwa barat adalah paling baik dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga perlu di jadikan uswah hasanah bagi dunia.

Bidang Ekonomi

Misalnya : dengan dalih memberikan bantuan ekonomi, padahal hakekatnya mengikat kebebasan. Mereka meminjamkan uang dengan syarat-syarat politik. Boleh uang dipinjamkan asal si A menduduki jabatan ini dan B menempati posisi itu.

Bidang social budaya

Misalnya : mereka menyuguhkan beribu busana yang membuka aurat. Akibatnya generasi muda Islam semakin jauh dengan busana muslimah karena nilainya tidak trendy.

Bidang aqidah dan syari’ah

Misalnya : mereka menyalah tafsirkan toleransi antar umat beragama. Mereka mengundang umat Islam untuk merayakan natal, valentine day, dan lain-lain, umat Islam yang tidak mau hadir dinilai kurang toleransi.

 

 

 

C. BENTUK PENGARUH GLOBALISASI
Globalisasi yang di pimpin oleh orang-orang barat untuk menghancurkan Islam dilaksanakan dengan berbagai macam bentuk, dan yang paling menonjol terdiri dari dua aspek yaitu :

1. Aspek Food (makanan dan minuman)

Food, dimana semua orang mngkonsumsi makanan yang sama sehingga lupa makanan aslinya, bahkan tidak peduli lagi halal dan haram. Contoh seperti misalnya makanan hotdog, hamburger, friedchiken, dunkin donuts, yang bersumber dari barat, telah merebak keseluruh penjuru dunia, maupun plosok-plosok yang terpencil. Misalnya hamburger yang berada di barat sama rasanya dengan hamburger di Indonesia, bahkan di desa kecilpun sudah bertebaran.

2. Aspek hiburan dan pakaian

fashion, dimana mode barat sudah merajalela ke setiap plosok, sehingga walupun mereka berpakaian namun tetap terbuka aurat-nya.

Fun, kini remaja muslim keranjingan hiburan-hiburan yang kering dari nilai-nilai Ilahiyah, sehingga menjadikan penyanyi barat menjadi idola dan melupakan tokoh-tokoh pejuang Islam.

Globalisasi terjadi juga di bidang seksual, kepercayaan agama dan nilai-nilai yang keseluruhannya mengandung nilai thaghut. Nilai-nilai taghut ini akan berbenturan dengan nilai Islam sehingga kepribadian umat Islam menjadi pecah.
Serangan ghozwul fikri yang sangat gencar serta dampak negative globalisasi telah menggeser sikap mayoritas muslim ke arah materialistis (hubbdud dunya) yang mengukur kemajuan seseorang dari sisi harta. Sehingga dalam hal pendidikan para orang tua mengabaikan pendidikan Al-Qur’an yang dianggap kurang menunjang materi. Sikap seperti ini di utarakan dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 30 :

Berkata rasul (Muhammad Saw), ya tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang tidak perlu di perhatikan.(QS. Al-Furqan ayat 30)

Untuk mengkonter perang pemikiran dan menangkal dampak negative globalisasi ini, umat Islam harus di bekali dengan pengetahuan dan pemahaman-pemahaman tentang Al-Qur’an lantas mengamalkannya secara bertahap dan disinilah peranan para Da’i untuk mengatur dan mengetuk hati nurani kaum muslimin. Apabila umat Islam jauh dari Al-Qur’an dan ajaran Nabi Muhammad SAW, maka tidak mustahil umat Islam akan berkeprbadian barat (Yahudi dan Nasrani, materialistis dan individualisme).

Keberhasilan barat dalam mempengaruhi masyarakat karena di tunjang oleh teknologi komunikasi yang sangat tinggi sebagai alat Informasi dan propaganda. Media televise baik nasional maupun televisi internasional sangat besar peranannya dalam membentuk opini masyarakat.

Anak-anak kita lebih akrap dengan tokoh-tokoh kartun remaja kita lebih mengidolakan bintang-bintang film dan orang-orang dewasa lebih merasa modern mengikuti gaya hidup barat. Ini semua dipengaruhi oleh media massa, baik cetak maupun elektronik yang disuburkan dengan lingkungan yang tidak Islami.

Dampak dari gelobalisasi sudah sangat meprihatinkan, sehingga para Da’i harus mampu mengantisipasinya dengan melaksanakan Dakwah dengan menggunakan teknologi yang memadai dan dengan menggunakan cara yang menarik, tanpa menghilangkan hokum-hukum yang berlaku dalam Islam. Untuk mengaplikasikan Dakwah pada masa kini, para juru dakwah tidak boleh lagi melaksanakan dakwahnya dengan cara fardiyah (individual) akan tetapi perlu dengan jam’iyyah (kebersamaan). Ada beberapa metode dan teknik Dakwah yang perlu di pahami dan dipersiapkan serta dilaksanakan oleh para juru Dakwah secara jam’iyyah, antara lain sebagai berikut :

1. Dakwah konvensional

Dakwah bil Lisan, yaitu melalui ceramah yang menarik, silaturahmi, pengajian, pembinaan dan yang sejenisnya

Dakwah bil hal, yaitu melalui sikap, perbuatan yang baik, membantu kebutuhan, menolong atas kesulitan dan yang sejenisnya.

2. Dakwah Modern

Dakwah modern yang dimaksud adalah Dakwah dengan menggunakan teknik dan metode yang lebih efektif yang di tunjang dengan perkembangan teknologi, yang lebih luas jangkauannya dan menyenangkan bagi audiens. Dakwah modern ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut :

  • Melalui seni (music, theater, sinetron, film, lukisan dan yang sejenisnya)
  • Melalui media cetak (surat kabar, majalah, bulletin, karikatur, kaligrafi, dan yang sejenisnya)
  • Melalui media elektronik (radio, televisi, internet, hand phone, dan yang sejenisnya)

Perkembangan teknologi perlu dimanfaatkan oleh juru Dakwah untuk menyampaikan misi dakwahnya. Di sinilah kreatifitas juru Dakwah sangat di butuhkan. Wawasan juru Dakwah sangat diperlukan dan pengembangan potensi Dakwah menjadi kemestian.

 

Satu pemikiran pada “Pendidikan Islam”

Tinggalkan komentar